kesehatan
Semua informasi yang ada di dalam www.macapat.blogspot.com hanyalah sekedar memberikan informasi yang diperoleh dari berbagai sumber bukan maksud untuk memberi nasihat, saran ataupun yang lainnya. Apabila anda mempunyai masalah dengan kesehatan hubungilah dokter anda. Tanyalah informasi obat-obat yang anda beli di apotek kepada Apoteker untuk mendapatkan informasi obat yang anda minum dengan tepat dan benar
Monday, March 12, 2007
MENGOBATI GATAL
Gatal-gatal (Urticaria) adalah suatu bentuk gangguan pada kulit dan biasanya akan hilang dalam beberapa hari atau minggu. Penyebabnya bisa karena alergi (makanan, kontak dengan zat kimia tertentu, debu, udara dingin), gigitan serangga, maupun penyakit tertentu (eksim, panu, kadas, kurap).
Gatal bisa dicegah dengan menjaga kebersihan diri dari lingkungan (hygiene), dan sedapat mungkin menghindari faktor penyebabnya. Pengobatan sendiri terhadap gatal diarahkan hanya untuk mengatasi keluhan gatal tanpa mempengaruhi sebabnya. Obat anti gatal tersedia di pasaran dalam bentuk yang sangat beragam, ada yang berupa bedak, krim, sabun, atau obat cair. Umumnya digunakan zat-zat antigatal, antihistamin, dan kadang-kadang kortikoid.

Zat-zat antigatal
Untuk swamedikasi banyak digunakan sediaan dalam bentuk cairan kocok. Zat aktifnya antara lain mentol, kamfer, atau fenol, yang biasanya dicampur dengan seng oksida atau kalamina. Sediaan ini bekerja dengan mengerutkan pori kulit (adstringens) dan menyejukkan.
Antihistamin
Tersedia bebas dalam bentuk krem dan/ lotion yang mengandung antara lain prometazin, difenhidramin, dan turunannya klorfenoksamin. Obat-obat ini hanya cocok untuk gatal yang bersifat lokal. Untuk gatal yang sifatnya meluas, bentuk tablet lebih praktis dan efektif. Obat ini juga tersedia bebas terbatas, misalnya prometazin, feniramin, deksklorfeniramin, dan dimentinden.
Obat ini dapat menimbulkan kantuk, sehingga disarankan untuk tidak mengemudikan kendaraan atau mengoperasikan mesin setelah minum obat ini. Obat ini juga dapat menimbulkan reaksi kepekaan berlebihan (alergi), dengan gejala antara lain: bentol-bentol, gatal-gatal, dan bercak-bercak merah. Reaksi alergi yang demikian biasa terjadi pada penggunaan lokal dan jarang seklai pada penggunaan melalui mulut (oral).
Kortikoida
Mempunyai khasiat antigatal dan antiradang kuat, digunakan untuk gangguan gatal yang lebih parah. Obat golongan ini mempunyai efek samping yang keras sehingga khusus dicadangkan bagi hal-hal yang serius saja, seperti eksim. Sebagai pilihan pertama jika obat-obat antigatal yang anda gunakan tidak memberi efek yang diinginkan, dapat digunakan krem hidrokortison-asetat 1 % dan hidrokortison-butirat 0,1 %. Cara menggunakannya adalah dengan mengoleskan krem hidrokortison setipis mungkin di tempat sakit, tidak boleh digunakan dalam jangka waktu lama, dan digunakan jika betul-betul perlu. Diantara semua kortikoid, hidrokortison menimbulkan paling sedikit efek samping. Ingat, penggunaan sediaan-sediaan kortikoid untuk waktu yang lama hanya diperbolehkan dibawah pengawasan dokter. (Esti CS, dari berbagai sumber, Buletin PIO MFK UGM, 03/05).
mainorarchivepage>
baca selengkapnya..
posted by Arafat @ 2:26 AM   1 comments
ATASI SARIAWAN DENGAN CARA SENDIRI
Mulut terasa panas, pedih, timbul bintil-bintil merah meradang di selaput lendir mulut. Terutama pada saat makan, mengunyah dan minum, nyerinya menjadi sangat hebat dan menjengkelkan, membuat nafsu makan kita menjadi berkurang. Mungkin sebagian besar dari pembaca pernah mengalami gejala yang tidak menyenangkan seperti diatas. Betul sekali, itu adalah tanda-tanda sariawan atau dalam medis disebut aftosis. Biasanya 2 atau lebih luka pada sariawan muncul sekaligus pada sisi dalam dari pipi dan bibir atau dibawah lidah. Pada umumnya luka-luka sembuh dengan sendirinya tanpa adanya bekas luka, namun adakalanya sesudah 1 – 4 bulan dapat kambuh lagi.
Sebab terjadinya sariawan belum diketahui secara pasti. Namun terdapat beberapa faktor yang dapat merangsang timbulnya sariawan. Misalnya keturunan, emosi (stress, tekanan jiwa atau depresi, dan kecemasan), dan beberapa faktor yang bersifat individual. Selain itu, terdapat beberapa factor pendorong sariawan yaitu:

Luka pada mukosa mulut
Misalnya karena tergigit atau makan sesuatu yang keras atau tajam, menyikat gigi secara kurang tepat, ataupun akibat injeksi oleh dokter gigi. Luka-luka kecil tersebut dapat diserbu oleh bakteri mulut dan menimbulkan suatu reaksi tertentu sebagai mekanisme pertahanan tubuh sendiri.
Perubahan hormon
Pada sebagian wanita hal ini berhubungan dengan siklus haid. Sariawan akan muncul secara berkala kurang lebih 7 hari sebelum datangnya haid.
Kekurangan vitamin C, B12, dan Besi
Hal ini terjadi hanya pada sebagian kecil penderita sebagai tanda-tanda awal kekurangan vitamin C, B12, dan Besi.

Walaupun digolongkan sebagai penyakit ringan, namun sariawan dapat sangat mengganggu kenyamanan penderitanya apalagi jika sampai mengurangi nafsu makan. Lalu, bagaimana cara untuk mencegah timbulnya sariawan?
Gosok gigi dengan pasta gigi yang mengandung zendium. Pada pasta gigi ini mengandung 2 enzim yang dapat membentuk hidrogenperoksida. Kemudian peroksida ini dirombak oleh enzim dalam air liur menjadi hipotiosianat, yang berkhasiat sebagai antiseptic. Zat ini mungkin juga dapat menghambat bakteri yang diduga menyebabkan sariawan.
Menghindari makanan-makanan yang menimbulkan alergi.
Konsumsi vitamin dan mineral yang cukup, antara lain dengan makan buah dan sayuran.
Menghindari timbulnya luka pada mukosa mulut, misalnya dengan menggosok gigi dengan hati-hati, makan dengan hati-hati agar tidak tergigit, dll.

Jika sudah terkena sariawan, kita dapat mengobati sendiri dengan obat bebas untuk mengurangi gejala-gejalanya, antara lain:
Zat anti nyeri, yakni lidokain
Digunakan beberapa tetes pada kapas atau kasa yang ditempelkan pada luka 2-3 kali sehari.
Antiseptik
Untuk menghentikan perkembangan bakteri. Misalnya klorheksidin (tablet hisap), heksetidin, povidon-iod, campuran larutan peroksida 3 % dengan larutan garam (1:1) (obat kumur), tingtur iod (dioleskan).
Kortikoida
Untuk mengurangi radang dan nyeri. Misalnya triamsinolon dalam pasta mulut yang melekat pada selaput lendir. (Buletin PIO MFK UGM, 03/06).
mainorarchivepage>
baca selengkapnya..
posted by Arafat @ 2:20 AM   0 comments
Sunday, March 04, 2007
MEMILIH OBAT BATUK YANG TEPAT
Musim pancaroba sering disertai dengan bermacam-macam penyakit, utamanya batuk dan pilek. Hampir setiap orang di dunia, dari bayi sampai orang tua pernah terserang batuk. Meskipun sebenarnya tidak berat, batuk sering dirasakan sangat mengganggu. Karena itu, tak heran bila hampir sebagian besar penderita memilih minum obat daripada menunggu batuk sembuh dengan sendirinya.
Sampai saat ini di Indonesia beredar sekitar 200 obat batuk. Banyaknya alternative obat batuk yang ditawarkan mengharuskan masyarakat pemakai pandai-pandai memilih obat yang tepat atau rasional. Untuk dapat mengobati diri sendiri dan memilih obat batuk yang tepat, maka harus kita kenali apa itu batuk dan cara pengobatannya.
Batuk yang kita kenal sehari-hari, sebenarnya adalah suatu reflek alamiah, baik pada waktu sehat maupun sakit, yang bertujuan membebaskan jalan pernapasan dari adanya gangguan benda asing atau dahak yang menyumbat. Batuk dapat ditimbulkan oleh radang (infeksi jalan pernapasan, alergi), sebab-sebab mekanis (asap rokok, debu, tumor), perubahan suhu yang mendadak, dan rangsangan-rangsangan kimia (gas, bau-bauan). Penyakit batuk tersering adalah infeksi oleh berbagai virus misalnya virus salesma (common cold), influenza, campak, dan juga radang pada cabang atau hulu tenggorok (bronchitis, pharyngitis). Ada pula batuk yang merupakan gejala dari penyakit kanker paru-paru, TBC, pneumonia, dekompensasi jantung, bahkan karena penyakit cacing (Ascaris lumbricoides) yang utamanya dijumpai pada anak-anak.
Bagaimana mengenali batuk yang diderita? Pada dasarnya, batuk dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu batuk produktif (basah) dan batuk nirproduktif (kering). Batuk basah adalah batuk yang disebabkan oleh adanya dahak, dan batuk ini berfungsi untuk menghilangkan atau mengeluarkan dahak tersebut. Pada dasarnya batuk jenis ini tidak boleh ditahan karena adanya dahak yang berlebihan harus dikeluarkan. Sedangkan batuk nirproduktif adalah yang tidak menghasilkan dahak. Batuk jenis ini tidak untuk mengeluarkan dahak, sehingga sebaiknya ditekan. Untuk membedakan kedua batuk ini, kita dapat melakukan dengan mendengarkan suaranya saja, apakah ada suara serak atau tidak.
Untuk meringankan gejala batuk dikenal dua golongan besar obat batuk, yaitu antitusif dan ekspektoran. Antitusif diindikasikan untuk mengurangi frekuensi batuk. Bekerjanya berdasarkan penekanan pusat-pusat batuk secara langsung. Selain itu, antitusif juga mengakibatkan hambatan reseptor (baca: tempat kerja penyakitnya) pada saluran pernapasan sehingga rangsang batuk berkurang. Sebaiknya antitusif tidak diberikan kepada pasien dengan jenis batuk berdahak, karena menekan pengeluaran batuk yang seharusnya dikeluarkan. Sedangkan ekspektoran adalah obat yang berguna untuk mempermudah batuk dan membantu mengeluarkan dahak. Ekspektoran bersifat merangsang batuk sehingga dapat meningkatkan frekuensi batuk.
Obat-obat yang tergolong antitusif sering terdapat dalam sediaan obat batuk dan banyak digunakan tanpa resep di Indonesia. Di antara golongan antitusif adalah dekstrometorfan, noskapin, difenhidramin, dan prometazin. Sedang untuk golongan ekspektoran yang banyak digunakan dalam sediaan obat batuk yang beredar di Indonesia antara lain, gliseril guaikolat (guaifenisin), ammonium klorida, natrium sitrat, sukus, dan ekstrak ipekak.
Jika diamati, hampir sebagian besar formula obat batuk yang beredar di Indonesia mengandung komposisi antitusif dan ekspektoran, terutama dekstrometorfan dan gliseril guaikolat. Hinga saat ini, kombinasi tersebut masih mengundang kontroversi para ahli. Antitusif bersifat meredakan batuk yang diindikasikan untuk batuk kering, sedangkan ekspektoran bersifat mempermudah pengeluaran dahak yang diindikasikan untuk batuk basah. Jika mengacu pada kriteria FDA, maka kombinasi tersebut tidak rasional karena kedua obat tersebut efeknya berlawanan. Ada kemungkinan efek kedua obat tersebut saling meniadakan sehingga tujuan pengobatan tidak tercapai.
Selain kombinasi kontroversial tersebut di atas, banyak obat batuk yang beredar juga diindikasikan untuk pilek, demam, dan sakit kepala. Obat batuk tersebut selain mengandung antitusif dan ekspektoran juga mengandung analgetika, antihistamin, dekongestan, dan atau bronkodilator. Adanya keluhan lain selain batuk lebih bersifat individual, sehingga kurang rasional jika sediaan obat batuk mengandung komponen lain, selain antitusif dan ekspektoran dalam kombinasi tetap. Penambahan bahan-bahan yang tidak perlu ini menyebabkan harga obat menjadi mahal.
Untuk memilih obat batuk, sebaiknya dipilih yang komponennya tidak lebih dari tiga. Semakin banyak komponen dalam suatu obat batuk, kemungkinan terjadinya efek samping semakin besar, padahal komponen tersebut kemungkinan tidak diperlukan. Pada batuk pilek, jenis batuk biasanya batuk kering, sehingga sebaiknya dipilih obat batuk yang mengandung suatu antitusif dan dekongestan, misalnya dekstrometorfan dan fenilpropanolamin atau fenilefrin. Jika jenis batuknya basah, maka sebaiknya dipilih obat batuk yang mengandung ekspektoran dan dekongestan, seperti gliseril guaikolat dan fenil propanolamin atau fenilefrin. Seringkali batuk merupakan gejala penyakit asma, sehingga bronkodilator seperti efedrin bisa bermanfaat. Penggunaan difenhidramin saja sebagai antihistamin sekaligus antitusif merupakan pilihan yang baik utnuk batuk karena alergi.
Selain terapi menggunakan obat (farmakoterapi) hendaknya tidak dilupakan pula terapi tanpa obat (nonfarmakoterapi). Untuk batuk yang ringan, minum air banyak-banyak dan menghirup uap air panas sangat membantu mencairkan dahak sehingga mudah dikeluarkan. Perlu juga dihindari kondisi penyebab batuk, utamanya batuk karena alergi, seperti hawa dingin, debu, asap rokok, dll. Selain itu perlu diperhatikan juga indikasi yang tertera pada setiap kemasan produk obat batuk. Beberapa obat batuk masih dijumpai tidak mencantumkan kontraindikasi serta hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan obat, demikian pula interaksi obatnya. Juga masih jarang ditulis anjuran jika dalam jangka waktu tertentu sakit masih berlanjut, pasien diminta konsultasi dengan dokter.
Sebagai tenaga professional dalam bidang kesehatan yang memahami seluk-beluk obat dan pengobatan, apoteker diharapkan dapat membantu masyarakat untuk mendiagnosis penyakitnya dan memilih produk obat yang sesuai dengan kondisi penyakitnya, sehingga masayarakat mendapatkan obat dan pengobatan yang tepat.(Dari berbagai sumber, Buletin PIO MFK UGM, 01/05).
mainorarchivepage>
baca selengkapnya..
posted by Arafat @ 12:09 AM   3 comments
Saturday, November 11, 2006
CARA TEPAT MENGGUNAKAN INHALER
Inhaler merupakan salah satu bentuk sediaan farmasi yang cara penggunaannya dengan disemprotkan atau dihisap lewat mulut ataupun hidung. Biasanya bentuk sediaan ini diperuntukkan bagi penderita asma. Anda mungkin bertanya, mengapa sediaan obat untuk penderita asma adalah inhaler? Hal ini dikarenakan obat bagi penderita asma dikehendaki dapat memberikan efek yang cepat. Walaupun bentuk sediaan tablet bagi penderita asma juga ada, misalnya tablet teofilin, aminophilin, dan salbutamol, namun bentuk tablet ini tidak efektif bila digunakan pada saat terjadi serangan asma secara mendadak. Bila dibanding bentuk tablet, bentuk sediaan inhaler akan berefek lebih cepat karena bentuk partikel inhaler berupa gas sehingga tidak perlu mengalami pemecahan partikel obat layaknya bentuk sediaan tablet.
Terdapat beberapa hal yang harus anda perhatikan di dalam menggunakan sediaan inhaler, tidak bisa asal menghisap atau menyemprotkan saja. Berikut kami paparkan beberapa cara tepat menggunakan inhaler lewat mulut :
1. Keluarkan dahak sebanyak-banyaknya.
2. Kocok botol aerosol sebelum digunakan.
3. Katupkan bibir anda rapat-rapat pada mulut aerosol, lalu tengadahkan ke atas sedikit kepala anda.
4. Buang napas perlahan-lahan, hembuskan udara paru-paru sebanyak mungkin melalui hidung.
5. Tarik napas dalam-dalam dan tekan aerosol, tahanlah napas selama 10 hingga 15 detik, lalu hembuskan napas melalui hidung.
6. Bersihkan mulut aerosol dengan air hangat.

Biasanya penggunaan sediaan aerosol maksimal untuk dua kali pemakaian, tetapi tentu saja hal ini tergantung pabrik pembuatnya. Setiapkali menggunakan suatu produk obat, sebaiknya anda selalu membaca etiket yang menyertainya terutama tentang aturan pakai yang benar. Apabila tidak terdapat etiket, maka tanyakan kepada apoteker supaya pemakaian obat anda terjamin ketepatannya.
(Roviq, Buletin PIO MFK UGM, 08/05).
mainorarchivepage>
baca selengkapnya..
posted by Arafat @ 5:35 AM   0 comments
Friday, November 10, 2006
STROKE
Pada orang lanjut usia pembuluh darah jantung menjadi mengeras, tebal, dan kurang lentur, hal ini dikarenakan zat-zat lemak (kolesterol), produk-produk sampah sel mati, kalsium dan lainnya menggumpal dan menempel pada arteri (pembuluh darah jantung) membentuk plak yang biasanya ada pada tikungan atau bagian arteri yang bercabang.
Plak menyebabkan dinding dalam arteri menebal dan kasar sehingga aliran darah tidak lancar, darah yang kental akan tertahan dan menggumpal (trombosis), sehingga alirannya menjadi semakin lambat menyebabkan otak kekurangan oxygen sehingga sel-sel jaringan otak menjadi mati.
Luka kecil pada pembuluh darah bisa disebabkan oleh tekanan darah tinggi, merokok, maupun makanan tinggi kolesterol dan lemak. Luka kecil tersebut seringkali tertutup oleh kolesterol (plak), dimana apabila lapisan plak lepas karena tekanan darah yang tiba-tiba meninggi gumpalannya menyumbat dan mempersempit jalannya aliran darah.
Lokasi-lokasi terbentuknya gumpalan
Stroke embolik, sering terjadi di jantung kemudian dibawa oleh aliran darah hingga pembuluh darah di otak.
Stroke trombotik, gumpalan terjadi di pembuluh di otak yang semakin membesar hingga akhirnya menyumbat.(VITAHEALTH).
mainorarchivepage>
baca selengkapnya..
posted by Arafat @ 12:02 AM   0 comments
BRONKHITIS
Anda atau salah satu anggota keluarga anda pernah menderita Bronkhitis? Sebagian besar orang pernah menderita Bronkhitis, namun banyak yang tidak menyadari kalau dirinya menderita Bronkhitis karena gejala yang dirasakan hanya batuk-batuk atau sakit di tenggorokan.
Bronkhitis adalah peradangan dari satu atau lebih saluran pernafasan yang disebut bronkus atau batang tenggorok. Peradangan ini disebabkan oleh banyak faktor, bisa karena virus, bakteri, alergi dan lainnya. Para penderita biasanya merasakan demam, nyeri pada dada terutama pada waktu batuk. Peradangan pada bronkus juga bisa disebabkan masuknya benda asing pada saluran pernafasan dan menginfeksi dinding saluran tersebut misalnya karena rokok, debu, atau bahan kimia. Ketika sel-sel pada bronkus teriritasi, rambut-rambut yang ada pada dinding bronkus,yang pada keadaan normal bekerja menghadang dan mencegah iritan masuk ke paru-paru, menjadi berhenti berfungsi. Akibatnya aliran udara masuk keparu terhambat oleh iritan-iritan tersebut. Sebagai respon, tubuh mengeluarkan lendir (mucus) yang mengkarakteristik batuk pada Bronkhitis.
Terdapat dua macam Bronkhitis, akut dan kronis. Bronkhitis akut bisa terjadi setelah atau bersamaan dengan flu. Biasanya Bronkhitis akut ini sembuh dengan sendirinya setelah kurang lebih 10 hari. Apabila anda merokok, maka anda kemungkinan besar bisa terserang akut dan kemungkinan sembuhnya lebih lama dari yang tidak merokok. Ini karena batang tenggorokan anda telah rusak oleh rokok. Bronkhitis kronis didefenisikan sebagai pengeluaran lendir (mucus) yang berlebihan oleh bronkus dan biasanya batuk yang menyertai keluarnya lendir ini terjadi selama tiga bulan atau lebih dan bahkan tahunan. Jenis Bronkhitis yang satu ini lebih disebabkan karena infeksi virus pada saluran pernafasan atau paru-paru.
Untuk penanganan Bronkhitis akut bisa dengan istirahat yang cukup, banyak minum air putih, dan menghindari udara dingin. Apabila anda merokok maka akan lebih baik jika mengurangi atau menghentukan kebiasaan merokok anda. Pemberian antibiotik sering kurang efektif untuk penanganan Bronkhitis karena biasanya disebabkan karena virus, bukan bakteri. Namun dokter tetap sering meresepkan antibiotik bagi penderita Bronkhitis untuk mencegah infeksi yang lebih parah. Pada Bronkhitis kronis, pengobatan batuk tidak boleh dengan obat yang menekan batuk (antitusif) seperti dekstrometorfan, kodein, dan pholcodin karena batuk tersebut merupakan cara tubuh untuk mengeluarkan zat-zat pengiritasi. Pilihlah obat batuk jenis ekspektoran (OBH, gliseril guaikolat, difenhidramin, tripenelamin, dll), obat batuk jenis ini akan membantu mempercepat pengeluaran lendir.(Nani, berbagai sumber, PIO MFK UGM, 08/05).
mainorarchivepage>
baca selengkapnya..
posted by Arafat @ 12:00 AM   0 comments
Thursday, November 09, 2006
KIAT CERDIK MENYIMPAN SIRUP OBAT
Obat yang sudah dibuka dari kemasannya sangat mudah mengalami kerusakan terutama jika tidak disimpan sesuai dengan aturan penyimpanannya. Obat yang rusak bisa menurunkan efek obat atau bahkan membahayakan kesehatan. Oleh karena itu, sangat penting mengetahui bagaimana menyimpan obat dengan benar.
Sirup merupakan salah satu bentuk sediaan obat yang mudah mengalami kerusakan. Sebagai bentuk sediaan cair, sirup memiliki kandungan air cukup banyak. Air merupakan media kehidupan yang baik, termasuk untuk mikroba dan bakteri. Air juga mempermudah dan mendorong terjadinya reaksi kimia. Oksigen di udara dapat mengoksidasi zat dalam cairan obat dengan mengoksidasinya. Reaksi oksidasi ini lebih mudah berlangsung dalam keadaan lembab atau dalam obat yang mengandung banyak air.
Kandungan gula yang cukup tinggi pada sirup dapat mencegah pertumbuhan bakteri tertentu. Akan tetapi, kandungan gula yang tinggi ini tidak dapat mencegah reaksi oksidasi yang mungkin terjadi. Oleh sebab itu, tutuplah botol cairan obat rapat-rapat untuk mencegah masuknya udara yang membawa oksigen dan mikroorganisme selama penyimpanan. Selain itu, jangan tempatkan obat pada ruangan yang lembab, lebih baik bila anda memiliki kotak obat.
Panas, cahaya dan lembab mempercepat reaksi kerusakan obat. Sebaliknya simpan obat dalam wadah kedap cahaya (dalam wadah berwarna gelap/coklat, atau masukkan botol dalam kantong kertas atau biarkan tetap dalam kantong kemasannya) di tempat yang bersuhu rendah. Jauhkan obat dari panas dan cahaya langsung. Dianjurkan menyimpan obat cair (sirop atau suspensi) dalam ruangan bersuhu 200C atau dalam lemari pendingin bersuhu 5-100C dengan membungkusnya terlebih dahulu dalam kantong kertas atau kantong plastik hitam untuk memperpanjang masa simpan obat. Tapi jangan menyimpan obat dalam freezer karena justru akan mempercepat rusaknya obat.
Jangan simpan obat di lemari dekat dapur karena suhunya agak panas. Suhu dalam mobil juga sangat panas ketika diparkir/AC dimatikan sehingga sebaiknya anda tidak menyimpan obat di dalam mobil. Dimanapun anda menyimpan obat, jauhkanlah dari jangkauan anak-anak. Ingat, semua obat adalah racun, jika tidak digunakan sesuai aturannya.
Jangan memindahkan isi obat ke dalam wadah pengganti. Tetap simpan dalam wadah asalnya yang masih lengkap dengan label, agar anda tidak keliru menggunakan obat. Label memuat informasi yang penting untuk keselamatan konsumen/pasien. Bacalah label atau leaflet yang terdapat di kemasan obat dengan seksama, walaupun obat tersebut anda peroleh dengan resep dokter. Resep dokter tidak mengurangi hak konsumen untuk mendapat informasi yang lengkap tentang obat yang dikonsumsinya.
Tanggal kadaluarsa yang tercantum di kemasan hanya berlaku untuk obat yang belum dibuka. Oleh sebab itu, untuk sirop yang sudah dibuka, tanggal ini tidak berlaku lagi. Obat dalam bentuk sirop cukup aman digunakan dalam rentang waktu dua minggu sampai dua bulan setelah dibuka asal penyimpanannya cukup baik. Akan tetapi, obat cair bentuk suspensi (seperti sirop tapi lebih kental dan mengandung lebih sedikit gula) sebaiknya hanya digunakan sampai satu minggu setelah dibuka tutupnya. Anda dapat menanyakan kepada apoteker di apotek tempat anda membeli obat, apakah obat yang anda beli merupakan sirop atau suspensi. Obat suspensi biasanya diberikan dalam kemasan kecil. Jika selesai satu kali pengobatan, sebaiknya obat bentuk suspensi segera dibuang dan jangan diberikan kepada pasien yang lain atau disimpan untuk pengobatan lain kali. (XI-4&dee, Buletin PIO MFK UGM, 04/05).
mainorarchivepage>
baca selengkapnya..
posted by Arafat @ 11:58 PM   0 comments
FLU
Flu adalah penyakit self-limiting, di mana bila tidak terjadi komplikasi dengan penyakit lain, setelah empat sampai tujuh hari penyakit akan sembuh sendiri. Penyakit influenza atau lebih dikenal di masyarakat sebagai flu merupakan penyakit yang sering dijumpai di masyarakat. Istilah flu sendiri seringkali dipakai sebagai istilah yang lazim digunakan untuk beberapa kondisi (yang serupa tapi tak sama) seperti rinitis alergi, selesma, dan influenza. Ketiga-tiganya mempunyai gejala yang tampak hampir sama, yaitu gangguan pada selaput lendir hidung, sehingga hidung menjadi mampat, bersin-bersin, atau mungkin pilek batuk. Akibat yang disebabkan oleh penyakit ini dirasakan sebagai gangguan yang dapat menghambat aktivitas sehari-hari. Daya tahan tubuh seseorang akan sangat berpengaruh terhadap berat ringannya penyakit tersebut.
Daya tahan tubuh dipengaruhi oleh pola makan maupun pola hidup seseorang. Flu merupakan suatu penyakit yang self-limiting, di mana bila tidak terjadi komplikasi dengan penyakit lain, maka setelah empat sampai tujuh hari penyakit akan sembuh sendiri. Karena itu, tindakan yang dianjurkan untuk meringankan gejala flu tanpa pengobatan meliputi antara lain
Beristirahat dua sampai tiga hari, mengurangi kegiatan fisik yang berlebihan, Meningkatkan gizi makanan. Makanan dengan kalori dan protein yang tinggi akan menambah daya tahan tubuh. Makan buah-buahan segar yang banyak mengandung vitamin, Banyak minum air, teh, dan sari buah akan mengurangi rasa kering di tenggorokan, mengencerkan dahak, dan membantu menurunkan demam, Sering-sering berkumur dengan air garam untuk mengurangi rasa nyeri di tenggorokan. Penyakit flu disebabkan oleh virus, oleh karena itu penanganan yang tidak tepat, selain tidak memberikan hasil optimal, juga akan meningkatkan biaya pengobatan.
Sebagai contoh adalah seringnya penggunaan antibiotik untuk mengatasi penyakit ini oleh masyarakat. Penggunaan antibiotik tidak tepat karena antibiotik diindikasikan untuk infeksi karena kuman. Disamping itu, penggunaan antibiotik yang tidak tepat akan menimbulkan dampak negatif lain berupa timbulnya resistensi terhadap kuman-kuman tertentu. Apabila diperlukan antibiotik, harus didasarkan diagnosis dokter sesuai infeksi yang menyertainya. Obat flu pada umumnya adalah obat tanpa resep dokter yang dapat diperoleh di apotek-apotek dan toko obat berizin. Obat flu umumnya merupakan kombinasi dari beberapa zat aktif. Misalnya, kombinasi-kombinasi dari analgesik/antipiretik ditambah nasal dekongestan, analgesik/antipiretik ditambah nasal dekongestan serta antihistamin, analgesik/antipiretik ditambah nasal dekongestan dan antihistamin antitusif/ekspektoran
Pemilihan obat flu Kepada masyarakat perlu diingatkan bahwa obat flu hanya meringankan gejala saja dan tidak untuk mengatasi virus penyebab. Karena itu, penggunaan obat flu tidak ditujukan untuk jangka lama. Jika gejala flu tidak berkurang atau semakin berat setelah minum obat flu selama tiga hari perlu segera berkonsultasi dengan dokter atau unit pelayanan kesehatan. Saat ini cukup banyak pilihan obat flu yang beredar, baik dari macam obat serta bentuk sediaan. Macam obat ditentukan oleh macam komposisi kombinasi yang diproduksi oleh produsen.
Sedangkan bentuk sediaan obat flu yang beredar dapat berbentuk tablet/kaplet atau cairan. Obat flu dapat diperoleh tanpa resep dokter, karena merupakan golongan obat bebas. Untuk itu dalam pemilihan obat flu, diharapkan masyarakat berhati-hati, dan harus didasarkan pada gejala-gejala flu yang terjadi.
Masyarakat perlu memperhatikan komposisi obat flu yang diminum agar komponen obat sesuai dengan gejala flu yang dialami, di samping karena umumnya obat flu dengan berbagai merek mengandung komposisi yang sama. Sebagaimana obat yang lain, penggunaan obat flu dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan jika digunakan tanpa memperhatikan klim - klim yang tercantum pada kemasan wadah ataupun brosur, termasuk klim - klim yang tercantum dalam kotak peringatan (box warning) dalam kemasan obat. Masyarakat perlu mengenali efek obat yang tidak diinginkan atau efek samping obat yang mungkin dapat terjadi.
Efek samping obat merupakan setiap respons obat yang merugikan dan tidak diharapkan yang terjadi pada manusia karena penggunaan obat dengan dosis atau takaran normal. Penanganan yang tepat dan rasional terhadap penyakit, termasuk flu akan meminimalkan risiko terjadinya komplikasi penyakit serta biaya pengobatan. Saat ini upaya pengobatan sendiri (self medication) di masyarakat meningkat. hal tersebut harus disertai pemahaman yang benar mengenai sifat-sifat obat yang digunakan, utamanya obat-obat tanpa resep dokter.
mainorarchivepage>
baca selengkapnya..
posted by Arafat @ 11:49 PM   0 comments
MINUM OBAT PAKAI SUSU boleh nggak sih?????
Susu merupakan minuman kesehatan yang banyak dikonsumsi oleh bayi, anak-anak, remaja, dewasa, bahkan lansia. Susu mengandung banyak zat gizi dan mineral yang sangat diperlukan tubuh, antara lain protein, lemak, vitamin, asam folat, biotin, kalsium (Ca), fosfor (P), besi (Fe), magnesium (Mg), Zinc (Zn), dll. Adanya zat-zat tersebut bisa menimbulkan interaksi dengan beberapa Jenis obat tertentu. Beberapa interaksi menguntungkan, sedang beberapa yang lain merugikan. Berikut ini merupakan interaksi yang merugikan antara obat dengan susu.

Antibiotik golongan tetrasiklin (kecuali doksisiklin dan minosiklin)
Di dalam lambung, obat ini akan berikatan dengan ion Ca dari susu dan membentuk kompleks yang sukar larut dan sulit diserap oleh tubuh. Akibatnya, jumlah obat yang bisa diserap oleh tubuh menjadi berkurang, efek yang dihasilkan tidak maksimal dan penyakit infeksi pun menjadi tidak terkontrol. Antibiotik golongan tetrasiklin ini juga sering berinteraksi dengan makanan dan berpengaruh dalam hal penyerapan obat kedalam tubuh, jadi lebih baik bila diminum di antara dua waktu makan.

Garam besi (Fe)
Garam besi banyak terdapat dalam suplemen penambah darah. Serupa dengan golongan tetrasiklin, interaksi ion Fe denagn susu juga bisa menurunkan jumlah obat yang bisa diderap oleh tubuh.

Bisacodyl (Dulcolax)
Obat ini digunakan sebagai pencahar (untuk melancarkan buang air besar). Pencahar bekerja langsung pada dinding usus dengan meningkatkan pergerakan usus sehingga timbul rasa ingin buang air besar. Obat pencahar memiliki dua bentuk sediaan yaitu tablet salut dan suppositoria. Tidak ada masalah untuk bentuk sediaan suppositoria karena penggunaanya melalui anus (per rectal). Sedangkan bentuk sediaan tablet salut didesain khusus oleh industri farmasi agar bisa melalui lambung dan melepaskan obatnya di usus. Bila digunakan bersamaan dengan susu, suasana lambung yang semula asam akan berubah menjadi basa. Akibatnya, salut akan rusak sehingga obat tidak bisa bekerja di usus.

Berdasarkan penjelasan diatas,lebih baik bila obat-obat tersebut diminum 2-3 jam setelah minum susu untuk mendapatkan hasil yang optimal karena ineraksinya dengan susu bersifat merugikan. Sedangkan untuk obat-obat seperti griseofulvin, vitamin yang larut lemak (A, D, E, dan K ), dan alafosfalin lebih baik diminum bersama dengan susu karena interaksinya bersifat menguntungkan. Minum obat-obat ini bersama dengan susu akan meningkatkan jumlah obat yang bisa diserap oleh tubuh sehingga efeknya pun optimal. Jadi, jika anda biasa minum susu, perhatikan cara minum obat anda untuk mendapatkan hasil yang optimal. (Lya&dew2, dari berbagai sumber, Buletin PIO MFK UGM, 04/05).
mainorarchivepage>
baca selengkapnya..
posted by Arafat @ 2:10 AM   1 comments


Menu

My Profile

Jenengku:
Arafat
Omahku:
Tegal, Jogjakarta, Indonesia

Iki lo profileku

My Posting
Arsip
Serba-serbi

Me on Friendster

Web Links
Disponsori oleh

15n41n1

BLOGGER